Nov 11, 2015

Gen Halilintar

Foto pinjam dari Wikipedia
Sepulang dari mengantar Bebev les balet, saya dan anak saya jalan kaki menyebrangi jembatan penyebrangan penghubung komplek ruko Citra grand ke Mall Ciputra. Biasanya kami nebeng mobil teman les baletnya Bebev, tapi kali ini Bebev memilih mau naik tangga dan berlarian di jembatan saja.

Udah ada juga sih rencana saya mau mampir ke gramedia di Ciputra mall. Karena kertas di rumah sudah habis, rencananya mau beli banyakan, karena pemakaian di rumah cukup boros buat nge print gambar2 an untuk anak-anak.

Sambil liat-liat buku baru, yang nggak jauh nggak bukan, buku yang saya sambangi buku ibuk-ibuk, buku resep, buku tumbuh kembang anak dan terlebih buku motivasi hahahaha... hidup saya sarat dengan buku motivasi, supaya hidup saya normal :) ye ye... padahal mah ya motivasi apapun, yang terbesar selalu dating dari diri kita sendiri bukan?

Nah, tertariklah saya dengan sebuah buku bersampul hitam pekat berjudul Gen Halilintar. Cuma pernah sekali waktu denger selintingan adikku bilang tentang keluarga ini pernah di liput di televisi, anaknya lahir di beberapa benua dan traveler family gitu.

Pas buka-buka bukunya, wowww... having eleven kids without nanny, without ART itu luar biasa menurut aku. Tulisan pembuka di bukunya saja saya sudah terpesona. ibu Lenggogeni dan pak Halilintar menikah ketika masih kuliah. Pesan yang disampaikan, jangan karena kuliah trus nggak boleh menikah. Daripada berbuat dosa, mending nikah lebih aman.

Kelahiran anak pertamanya, lahir di bidan yang sama yang membidani kelahiran mas Halilintar. Beberapa tahun kemudian disusul kelahiran anak kedua, ketiga dan seterusnya, hingga ibu Lenggogeni melahirkan anak kesebelas, dua tahun sebelum usianya empat puluh dan ke sebelasnya dilahirkan normal. Dengan persalinan normal menurut bu Lenggogeni akan membuat wanita awet muda. Karena ketika persalinan darah kotor keluar dari badan wanita. Di buku itu juga diceritakan tips-tips perawatan masa nifas, makanan yang dikonsumsi selama nifas sehingga masa nifas jadi lebih pendek. Diceritakan juga tentang pemberian ASI.

Saya tertarik dengan bagaimana pekerjaan rumah tangga di handle dengan bekerjasama dengan anak-anak ala model hotel. Jadi ada yang menangani khusus cucian, masak, kebersihan rumah dan lain-lain, dan semua dikontrol dengan baik bahkan sampai punya telepon PABX telepon koneksi kayak di kantor jaman ngantor dulu... Keren yahhhh...

Salutnya lagi, keluarga ini melakukan perjalanan bisnis dan memboyong anak-anaknya ikut serta. Kagum sekali saya. Saya aja yang anak masih dua kadang suka rempong. hehehehe