May 25, 2007

KETIKA AIR KEHIDUPAN MENGALIR

Seorang pria mendatangi Sang Guru, "Guru, saya sudah bosan hidup. Sudah jenuh betul. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apa pun yang saya lakukan selalu berantakan.

Saya ingin mati saja."Sang Guru tersenyum, "Oh, kamu sakit." "Tidak Guru, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati."Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, Sang Guru meneruskan, "Kamu sakit.

Dan penyakitmu itu dinamakan Alergi Hidup."Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan. Sungai kehidupan ini mengalir terus, tetapi kita menginginkan status-quo. Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit.

Kita mengundang penyakit. Resistensi kita, penolakan kitauntuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit. Yang namanya usaha, pasti ada pasang-surutnya. Dalam hal berumah tangga, bentrokan-bentrokan kecil itu lumrah. Persahabatan pun tidak selalu langgeng.Apa sih yang langgeng, yang abadi dalam hidup ini?Kita tidak menyadari sifat kehidupan.

Kita ingin mempertahankansuatu keadaan.Kemudian kita gagal, kecewa, dan menderita."Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku," kata Sang Guru."Tidak Guru, tidak! Saya sudah betul-betul bosan. Saya tidak ingin hidup, " pria itu menolak tawaran sang guru."Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati?" "Ya, memang saya sudah bosan hidup." "Baiklah, kalau begitu maumu. Ambillah botol obat ini.

Setengah botol diminum malam ini, setengah botol lagi besok petang. Besok malam kau akan mati dengan tenang."Giliran pria itu jadi bingung. Setiap guru yang ia datangi selama ini selalu berupaya untuk memberikannya semangat hidup. Yang satu ini aneh. Ia malah menawarkan racun.

Tetapi karena ia memang sudah betul-betul jemu, ia menerimanya dengan senang hati.Sesampai di rumah, ia langsung menenggak setengah botol"obat"dari Sang Guru. Dan... ia merasakan ketenangan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.. . Begitu santai! Tinggal 1 malam, 1 hari, dan ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah.Malam itu,ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran Jepang.

Sesuatu yang sudah tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir.Pikir-pikir malam terakhir,ia ingin meninggalkan kenangan manis.Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya santai banget! Sebelum tidur, ia mencium istrinya dan berbisik, "Sayang, aku mencintaimu. "Esoknya bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya dan ia tergerak untuk melakukan jalan pagi.

Pulang ke rumah setengah jam kemudian, ia melihat istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya.Karena pagi itu adalah pagi terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Sang istri pun merasa aneh sekali. Selama ini, mungkin aku salah, "Maafkan aku, sayang."Di kantor, ia menyapa setiap orang. Stafnya pun bingung, "Hari ini, Boss kita kok aneh ya?" Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka menjadi lembut. Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!

Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan apresiatif terhadap perbedaan pendapat.Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya. Pulang ke rumah petang itu, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya, "Sayang, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu." Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan, "Pa, maafkan kami semua.

Selama ini Papa selalu stress karena perilaku kami."Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali.Seketika hidup menjadi sangat indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum?

Ia mendatangi Sang Guru lagi. Melihat wajah pria itu, Sang Guru langsung mengetahui apa yang telah terjadi, "Buang saja botol itu. Isinya air biasa kok. Kau sudah sembuh!Jika kau hidup dalam kekinian, jika kau hidup dengan kesadaran bahwa engkau bisa mati kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan.Hilangkan egomu, keangkuhanmu. Jadilah lembut,selembut air,dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan.

Itulah jalan menuju ketenangan. Itulah kunci kebahagiaan. "Pria itu mengucapkan terima kasih, lalu pulang untuk mengulangi pengalaman sehari terakhirnya. Ia terus mengalir. Kini ia selalu hidup dengan kesadaran bahwa ia bisa mati kapan saja.Itulah sebabnya, ia selalu tenang, selalu bahagia!Tunggu.

Kita semua SUDAH TAHU bahwa kitaBISA MATI KAPAN SAJA.Tapi masalahnya: apakah kita SELALU SADAR bahwakita BISA MATI KAPAN SAJA?

Kodok Kecil

Pada suatu hari ada sekumpulan katak-katak kecil,yang berlomba-lomba. Tujuannya adalah mencapai puncak sebuah menara yang sangat tinggi.Penonton berkumpul bersama mengelilingi menara untuk menyaksikan perlombaan dan memberikan semangat kepada para peserta...Perlombaan pun dimulai.

Secara jujur: Tak satupun penonton benar-benar percaya bahwa katak-katak kecil akan bisa berhasil mencapai puncak menara. Terdengar ada yang berkata: "Oh, jalannya terlalu susahhhhh!!Mereka TIDAK AKAN BISA sampai ke puncak." atau: "Tidak ada kesempatan untuk berhasil...Menarany a terlalu tinggi...!! Katak-Katak kecil mulai berjatuhan.

Satu persatu..... . Kecuali mereka yang tetap bersemangat menaiki menara perlahan- lahan semakin tinggi...dan semakin tinggi. Penonton terus bersorak. "Terlalu susah!!! Tak seekor pun yang akan berhasil!!!" Lebih banyak lagi katak kecil yang lelah dan menyerah.... ..

Tapi ada SATU yang tetap melangkah hingga semakin tinggi dan tinggi... Dia tak kenal menyerah kalah! Akhirnya yang lain telah menyerah untuk menaiki menara. Kecuali seekor katak kecil yang begitu berusaha keras dan menjadi satu-satunya yang BERHASIL sampai KE PUNCAK!

SEMUA katak kecil yang lain ingin tahu bagaimana katak ini bisa melakukannya? Seekor peserta bertanya bagaimana cara katak yang berhasil itu mempunyai kekuatan untuk mencapai tujuan?

Ternyata... Katak yang menjadi pemenang itu TULI !!!!

Nasihat dari cerita ini adalah: Jangan sekali kali mendengar kata orang lain yang mempunyai kecenderungan negatif ataupun pesimis... …karena mereka akan mengambil sebahagian besar mimpi kita danmenjauhkannya dari kita.

Selalulah ingat kata-kata bertuah yang ada. Karena segala sesuatu yang kita dengar dan kita baca akan mempengaruhi perilaku kita Karena itu:Selalu tetap .... POSITIVE!

Dan yang terpenting: Bersikap TULI jika ada orang mengatakan bahwa KITA tidak bisa mencapai cita-cita kita!

Selalu berpikir : I can do this!Sukses Buat Kita Semua…..!!

Terimakasih Tuhan

Pagi ini, tidak biasanya saya menempuh perjalanan naik angkot ke kantor. Bukan apa-apa, memang kantor saya tidak jauh dari rumah tempat tinggal saya. Namun, tadi malam saya menginap di rumah saudara, karena ada urusan penting. Jadilah pagi ini saya naik angkot.

Kebetulan saya duduk di depan, silau nakal matahari pagi memaksa saya memejamkan mata dan memang sambil mengantuk, karena semalam lama berdiskusi dengan saudara saya. Tiba-tiba saya tertarik oleh sebuah pemandangan. Di sebrang jalan berdiri seorang bapak paruh baya. Beliau hendak menyebrang dan bermaksud menumpangi angkot yang saya tumpangi. Apa yang menarik? Bukankah itu pemandangan biasa di jalan raya setiap hari?

Namun, bagi saya pagi ini ada hikmah luar biasa. Kenapa? iya, Bapak itu, bapak yang usianya sekitar 40 tahun, wajahnya ganteng, senyum di wajahnya menunjukkan betapa ia begitu bersemangat berangkat kerja.

Hm... masih penasaran. Hikmah luar biasa? Apa maksudnya? Iya, bapak itu.. beliau menjinjing tas, yang isinya map dan amplop-amplop. saya tidak tahu isinya apa. saya juga tidak tau profesinya apa. Apakah beliau karyawan, guru, sales, debt collector, entahlah.

Makin bingung? iya, wajar. artinya anda hanyut dengan cerita saya. Apa yang menarik perhatian saya, apa yang membuat saya tergelitik memilih judul begitu. Iya, bapak itu, beliau tidaklah seperti saya. tidak seperti saya yang mempunyai tangan lengkap, mempunyai kaki yang sempurna. Beliau mempunyai tangan cacat. entah seperti apa,saya pun kurang jelas. tapi yang pasti beliau tidak memiliki jari tangan yang lengkap, ukuran tangan yang normal, telapak tangan yang lebar. Pun, beliau tidak punya dua kaki yang lengkap yang bisa menopang tubuhnya. Kaki beliau mungkin hanya selutut saja. Mungkin tinggi badannyapun tidak sampai 1 meter kotor. Ingat dengan Hee Ahh Lee, si tangan lobster yang mahir memainkan tuts-tuts pianonya? Mungkin ukuran tubuh beliau persis seperti dia.

Tapi semangat itu, wajah berseri itu? Tidak ada beban di wajahnya. Dia mensyukuri keadaannya. Sampai ke pemberhentian terakhir angkot yang saya tumpangi pagi ini, beliau pun turun. entah menuju ke arah mana, saya tidak sempat lagi memperhatikannya. Dan saya juga tidak mau menunjukkan kalau saya memperhatikan beliau.

Saya meneruskan perjalanan saya. sepanjang jalan, saya merenungkan kembali pemandangan tadi. yang baru beberapa menit berlalu. Dalam hati aya mulai berkata, terimakasih Tuhan atas tubuh yang sempurna ini, terimakasih Tuhan atas dua kaki, dua tangan, dua mata, mulut, dan semuanya. Ini sungguh sempurna.

Ada semangat baru yang timbul setelah melihat pemandangan itu. Iya... rasa bersyukur atas banyak hal. Ternyata begitu banyak yang saya lewatkan selama ini. Ternyata sering tanpa kita sadari, kita mengeluhkah hal-hal yang seharusnya tidak perlu dikeluhkan. Tuhan begitu baik pada kita. Tuhan memberikan sesuatu yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan.

Bahkan bapak itu, beliau masih bisa memberikan senyumnya yang tulus, mengalirkan semangatnya bagi yang bisa merasakannya. Terimakasih Tuhan untuk pelajaran berharga pagi ini.

Banyak pelajaran berharga yang bisa kita petik setiap hari, setiap waktu, setiap menit, bahkan dalam setiap helaan nafas. Oleh sebab itu berterimakasih kepadaNya. Kepada dia si pemberi hidup.