Jul 27, 2012

Wanita di era digital: Jadi lebih Mudah


Di era tahun sembilan puluhan ketika saya masih di bangku sekolah menengah pertama, sebuah buku diari sangat berharga bagi siapapun yang suka menulis. Mencurahkan segala isi hati, uneg-uneg, cerita seru dalam keseharian. Itu dulu. Namun sekarang di era digital ini menulis diari sudah pindah ke computer, laptop dan smartphone. Sudah pasti ini lebih praktis.
 
Bagi saya dengan adanya digital sangat membantu saya untuk mendapatkan informasi tiada batas.  Dan sedikit banyak, bahkan banyak sekali menolong dalam pekerjaan saya. Sejak lulus kuliah sampai hari ini saya bekerja di satu perusahaan lokal sebagai tenaga akunting dan keuangan. Kendati perusahaan lokal namun banyak orang asing di dalamnya. Berinteraksi dengan para bule yang notabene tidak tau sama sekali bahasa Indonesia ini sudah pasti memaksa saya harus bisa berbahasa Inggris. Selain berbicara langsung koresponden dengan email rutin dalam menunjang pekerjaan. Iya, online translator semacam google translate sangat menolong. Saya masih ingat betul kejadian lucu tapi mengenaskan ketika satu kali saya menerima telepon dari konsultan kami, meminta saya untuk mengirimkan data melalui email. Betapa sulitnya saya menuliskan alamat emailnya. Bahkan telah dieja sekalipun. Dan alhasil, email yang saya kirim not delivered. Tragis bukan. Tapi dengan bantuan internet saya berhasil mendapatkan alamat emailnya yang benar melalui googling ke website perusahaan tempat beliau bekerja. Sejak saat itu, saya bertekad belajar bahasa itu dengan lebih baik lagi. Kembali dengan bantuan internet saya bisa mendapatkan bahan bacaan gratis, video dan MP3 gratis untuk di dengarkan, berinteraksi dengan sesama pelajar bahasa asing. Untuk saat ini, kemampuan berbahasa Inggris saya sudah jauh  lebih baik.

Sembari bekerja, saya mencari-cari usaha sampingan. Melalui internet juga  sejak tahun 2008 saya berlabuh di salah satu produk kesehatan yang sangat berguna bagi saya pribadi. Karena manfaat produk yang saya rasakan sendiri, melalui itu saya sampaikan kepada keluarga dan testimony saya melalui forum weddingku yang rajin saya sambangi pada waktu itu. Melalui promosi kecil-kecilan melalui internet perlahan-lahan pelanggan saya semakin banyak, penjualan pun semakin meningkat.  Keuntungan penjualan cukup untuk menutupi biaya hidup sehari-hari saya yang masih single pada saat itu. Jadi uang dari penghasilan utama saya bisa ditabung dan membantu membiayai kuliah adik saya. Dan ketika saya menikah pun tabungan saya dan tabungan sang pacar (saat itu) yang kini telah jadi suami, cukup untuk menutupi biaya pernikahan kami. Puji Tuhan.
Dalam berpenampilan, saya lebih cenderung simple, tidak suka ribet. Dengan celana jeans, kaos oblong dan sandal jepit rasanya lebih nyaman. Kecuali kalau ke pesta, tapi daripada dress saya lebih cenderung memakai batik andalan yang tiada matinya. Dengan polesan bedak dan lipstick secukupnya.  Dan entah kenapa sejak saya hamil anak kami Bev saya tidak suka mencium bau parfum. Tapi akhir-akhir ini saya mulai mencintai parfum.

Karena saya sejak sekolah menengah pertama telah jauh dari saudara dan orang tua, maka sekarang ini berkumpul dengan orangtua dan adik adik adalah saat yang paling menyenangkan. Kedua orangtua saya yang masih tinggal di Medan serta salah saru adik lak-laki saya, sedangkan adik-adik  yang lain sudah menyebar ada yang di Batam, ada yang di Jakarta dan di Bandung. Rasanya untuk berkumpul komplit susah sekali. Namun tali silaturahmi tetap terjalin melalui telepon, SMS, facebook dan twitter.  Dan setelah saya menikah, kebetulan saya anak sulung maka rumah kami adalah tempat berkumpul.


Bagi kami (saya dan suami), lima hari kerja untuk kami, satu hari untuk Tuhan, satu hari untuk keluarga dan sosial. Tuhan itu maha baik, maha pemurah, penuh kasih. Tuhan sendiri pun beristirahat untuk menikmati keindahan ciptaannya. Setelah berjerih lelah selama lima hari menerobos kehiruk pikukan dunia ini, satu hari penuh beristirahat untuk Tuhan di hari sabtu dan satu hari penuh untuk keluarga, saudara-saudara, arisan di hari minggu. Kehidupan ini harus seimbang baik secara vertical dan horizontal. 

Tulisan ini diikutsertakan dalam Kontes: Fastron Blogging Challenge
 



Quote of the day


happy Friday.... weekend again. Hope you enjoy the day.

Luv,
Rika

DIY: Tutu Skirt Handmade


Kali ini mau posting cara membuat tutu skirt ah… J sssttttt rencananya si tutu ini nanti buat kostumnya Bev pas ngerayain ultahnya yang ke-2. Nah, membuatnya dikerjakan saat santai-santai. Dan jadilah hari minggu kemarin seharian poll dari pagi sampai sore ngerjain ini. Gelar tikar di halaman rumah, bawa perlengkapan dan mulai deh.

Bahan-bahan yang diperlukan:
Kain Tile (Tulle) Saya pakain yang hijau dan ungu.
Karet
Gunting
Jarum/Benang
Buku Besar

Cara membuatnya:
Gunting kain Tile sesuai panjang yang diinginkan. Saya menggunting dengan mengikuti ukuran garis pada tikar. Ternyata ada cara yang lebih mudah. Yaitu dengan melipat kain tile, lalu di gulung dan digepengkan, baru digunting. Sepertinya hasilnya guntingannya lebih rapi. Tapi ya sudahlah, saya sudah membuatnya dengan mengikuti pola lebar garis tikar seperti di bawah ini hahahhahahaa… Karena mengguntingnya satu persatu jadi hasilnya agak kasar
.


Tips dalam menggunting: 

Pertama tarik ujung kain tile, untuk mengetahui melarnya. Jika saat ditarik kainnya memanjang, berarti memotongnya dari arah yang berbeda. Tujuannya apa? Agar saat kain yang sudah digunting-gunting itu nantinya dipasangkan di karetnya kain tidak menciut/memanjang, hasilnya tutunya tidak mekar. (sudah pernah ngalamin soalnya).
Nah sekarang siapkan karetnya. Ukur dulu kira-kira pas di pinggang si anak yang mau pakai tutunya. Lalu kedua ujung karet di jahit.
Masukkan karet ke Buku besar tadi. Setelah itu kita mulai pasangkan tutunya. Ambil selembar  potongan kain tile lalu lipat dua, kemudian simpulkan pada karet. Kencangkan ikatannya dan rapatkan. Jadinya seperti ini.


Lakukan sampai potongan kainnya habis. Beginilah hasil akhirnya. Untuk mempercantik, dapat ditambahkan pita dibagian depannya
ini dia penampakan dipakenya.
Model: Bev

Jul 19, 2012

Pom Pom Krep (Crepe)


Ceritanya saya pengen mendekor sendiri untuk ultah Bev nanti. Saya sudah beli kertas krep (crepe). Rencananya mau membuat kembang gantung. Saya nggak tau klo itu namanya Pompom cin. Hehehhee..
Begini nih penampakan pompom nya setelah di pajang. Tuh liat kan jadi keren.
 Foto di pinjam dari sini

Tapi itu tadi saya blom googling cara membuat pompom. Ai mak, hanya mengandalkan imajinasi.  Itu kok bulat kasi apa ya? terbersitlah di otak saya membuatnya dari koran bekas. Koran di remas-remas lalu di bungkus dengan kertas krep. Lalu saya tempel - tempel sehelai demi sehelai kertas krep yang sudah digunting-gunting. Jadinya seperti ini. Jauh banget kannnnnn.. aslinya mirip buah naga loh wakakakakaka..

 Kayak buah naga kan...

Okelah, ntr malam berkarya lagi. Pompom oh pompom, ternyata begitu mudah membuatnya. yukkkkk
 ssssssssttttt di sini ada tutorialnya. :)


Jul 17, 2012

Rencana Syukuran Ulang Tahun Bev

Ah, gaya amat sih, syukuran itu kan butuh biaya besar? Jangan ngajarin anak hedonisme. Mending duitnya ditabung atau beli reksadana gitu. Hehehehe. Nggak kok, nggak pesta besar. Hanya syukuran kecil-kecilan. Nggak jauh beda dengan syukuran ultahnya yang pertama. Klo ultahnya pertama kemarin hanya tiup lilin lalu bagi-bagiin kue, ultah kedua hanya ditambah goodie bag dan makan bersama church members ( rencananya).

Tema: Barney and friends

Barney and friends adalah serial kesukaan Bev dari masih bayi banget. Dari umur 3 bulan udah dikenalin serial Barney. Sebenarnya belum boleh ya dikenalkan dengan tv umur segitu ya).


Waktu

Ulang tahun Bev tanggal 6 agustus, jatuh pada hari senin. Karena hari kerja jadi acara syukurannya hari minggu 12 agustus sore hari.


Venue

Rencananya venue di halaman gereja kami. Tadinya saya ingin di kebun di belakang gereja, karena emang saya ingin ala garden party gitu. Tapi setelah berdiskusi dengan suami, dengan segala pertimbangannya akhirnya memutuskan di pekarangan depan saja. Semoga cuaca bersahabat.

Makanan/catering.

Nggak pake catering cuy. Masak sendiri aja. Rencananya makan prasmanan seperti kebiasaan "foodluck" every saturday. Makanan sederhana saja.

Undangan/kartu undangan

Kartu undangannya juga dibuat sendiri aja dengan bantuan printer. Udah ngitung anak-anak di gereja sama tetangga sekitar 25 anak.

Goodie bag

Udah pesan tas Barney sponbund customize. Kata si pembuatnya udah selesai tinggal dikirim. Selain tas Barney saya pengen tambahin dengan celengan flanel buat sendiri aja. Plus ditambah susu UHT dan kue kali ya.

Itu dulu deh rencana persiapan ultah si cantik Bev. Tapi yang terpenting diatas semua itu Bev sehat selalu.

Doain ya. Terimakasih.

Love,
Bev mom (Rik

Bev almost 2 year and WWL Plan

Sudah lama banget nggak update tumbuh kembang Bev. Hiksss. Taunya udah mau 2 tahun nih bentar lagi. So far, pertumbuhan Bev bagus. Semakin cerewet, namun terkadang bahasanya saya tidak ngerti hehehehe. Ngomongnya belum jelas banget.

Lagi suka melet-melet lidahnya (tongue out)

Jika ditanya semua di jawab "he - eh" dengan ekspresi yang lucu. Selalu manis kalo papa mama nya mau berangkat kerja, tapi sebelum kita berangkat harus keliling komplek dulu naik motor sama papanya. Masih penyuka jagung, anggur dan buah jeruk. Suka ikan mujair heheheh dahsyat ya, pan durinya banyak tuh. Tapi emang daging ikan mujair manis sih. suka sop sapi, bisa empat kali tuh makan sehari klo ada sop sapi. Sampai sekarang selain asi masih minum susu UHT.

Oiya, rencananya Bev mau disapih nih. Sudah di sounding sih. Tapi kok dianya nggak rela ya. Biasanya saya ngajak Bev bernegosiasi tentang mau menyapih ini menjelang dia tidur. Sambil nen, sambil tiduran saya bilang begini:" kakak kan sudah besar, sebentar lagi mau 2 tahun, mau tiup lilin. Kalau udah 2 tahun tidak usah nen lagi ya. Minum susu kulkas aja (baca susu UHT). Eh, reaksinya merengek trus lepas nen, ngesot seperti merajuk gitu, lama-lama mewek beneran.

Atau, kadang saya bilang klo nen sakit, eh malah di tiup sama Bev trus bilangnya " sembuh- sembuh" trus dengan muka memelas bilang "susu-susu" (bukan susu kulkas maksud Bev tapi nen). Duhhhhh. Sepertinya cara saya masih kurang tepat ya.

Kudu belajar lagi nih dan cari banyak info tentang Weaning with Love (WWL).

Ada masukan?

Jul 2, 2012

Book Review: Mimpi Sejuta Dolar (True Story Merry Riana)

 Gambar pinjam dari sini

Pecahnya kerusuhan Mei 1998 merupakan tidak awal perubahan pada hidup seorang Merry Riana. Rencana yang sudah sedemikian rupa tersusun rapi untuk meneruskan kuliahnya di Universitas Trisakti pupus sudah. Karena situasi yang tidak kondusif pada saat itu, akhirnya dengan terpaksa Merry Riana dikirim oleh orangtuanya berkuliah di Singapura.

Dengan modal keyakinan dan doa, dan atas bantuan pinjaman dari pemerintah Singapura, Merry Riana melanjutkan studinya di Nanyang Technology University. Di sinilah awal segalanya. Dengan keuangan yang sangat pas-pasan, Merry Riana harus bisa mencukupi kebutuhannya. Dengan uang 7 dollar Singapura untuk bekal satu minggu, Merry Riana harus bisa mengidupi dirinya dengan 1 dollar per hari.

Sebenarnya Merry Riana bisa saja meminta uang kepada orangtuanya di Jakarta. Namun dia mengurungkan niatnya. Mengingat kondisi perekonomian orangtuanya yang juga sedang terguncang pada saat itu, belum lagi harus membiayai sekolah kedua adiknya.

Tahun pertama adalah tahun yang sangat berat bagi Merry Riana. Perkuliahan dari pagi sampai sore belum lagi ditambah kursus bahasa -Inggris wajib bagi mahasiswa asing non Singaporean. Bagaimana rasanya melalui jam - jam kuliah yang padat itu dengan perut keroncongan yang hanya diisi dengan mie instant yang dibawanya dari Jakarta dan sepotong roti tawar sebagai bekal makan siang yang kadang disantapnya di toilet kampus karena tidak ingin dilihat teman-temannya.

Namun kondisi itu membuat Merry Riana menjadi kuat dan dia bertekad dia harus bergerak. Dia mulai memutar otak bagaimana ia bisa mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhannya. Membagikan brosur adalah salah satu pekerjaan yang dilakoninya ketika liburan semester. Ide-ide cemerlang lainnya bermunculan di kepalanya untuk membantu mengatasi kondisi keuangannya. Dia pun bercita-cita akan berpenghasilan satu juta dolar pada saat dia berusia tiga puluh tahun.

Mampukah Merry Riana bertahan sampai menamatkan kuliahnya? Bagaimanakah akhirnya perjuangannya? Bagaimana dengan cita-cita sejuta dollarnya? Buku  Mimpi Sejuta Dolar (true story Merry Riana) yang ditulis apik oleh penulis muda berbakat Albertiene Endah memberikan jawabannya. 

Buku ini sangat memotivasi. Sangat direkomendasikan untuk dibaca khususnya kepada anak muda yang serdang berkuliah atau anak muda yang baru memulai karier.

Selamat membaca.