Sep 20, 2013

Perut Bebev Kena Setrikaan Panas




Ihiksssss…. Baca judulnya saja sudah miris ya. :(

Kemarin sore pulang kerja, ketika saya sudah di halte bus, di bbm in sama misua, ngajakin ke Mitra10 Cibubur, rencananya mau beli bahan-bahan buat finishing rumah dengan iming-iming pulang dari sananya naik taksi (klo naik motor tentunya saya menolak bukan apa-apa soalnya dengan perut buncit naik motor itu rasanya sesuatu), saya okein saja dengan catatan nanti di sana makan nasi goreng yang entah kenapa beberapa hari ini saya ngidam banget.  fiuhhh. 

Saya naik bis jurusan Cileungsi dan jalanan masih bersahabat belum macet, karena saya keluar kantor tenggo jam  empat. Sampai di Mitra10 jam enam dan langsung ketemua misua, keliling-keliling mitra10 mencari bahan yang diperlukan. Setelah ketemu yang dicari dan bayar-bayar, kita lanjut ke Giant satu gedung dengan mitra10. Keliling-keliling saja, karena nggak ada rencana untuk belanja disitu. 

Tadinya pengen makan nasi goreng dulu di salah satu food court di  sebelah Giant, tapi kata misua ngider di dalam Giant dulu saja baru makan, okelah kalau begitu. Setelah selesai ngider di Giant, misua bayar-bayar belanjaan, saya nongkrong di food court dimaksud sambil nungguin sambil liat-liat menu di meja. Waktu sudah setengah Sembilan malam,  rasanya pengen pulang saja makan nasi gorengnya di skip saja, selain itu saya lihat harganya kemahalan untuk ukuran sepiring nasi goreng dan rasanya gak bisa dijamin. Kadang mendingan beli di mas-mas dorong haiyahhhh ini namanya emak irit. Fiuhhhh… 

Setelah misua selesai bayar belanjaan Giant, saya juga keluar dari food court, dan bilang ke suami gak jadi makan.  Lalu kita turun, dan nyari taksi.

Di perjalanan pulang mama mertua saya telpon. Mama mertua yang jagain Bebev sehari-hari di rumah. Sebenarnya dari nyampe Mitra10 sudah ada niat mau telepon mama mertua bilangin kalau saya akan terlambat pulangnya. Karena pasti Bebev akan tanyain klo saya pulang lebih lama dari biasanya. etapi kok segannnnn. Haisssss  inilah penyakit saya. Mama mertua saya orangnya baik, tapi ya namanya dengan mama mertua tetap aja ada rasa segan ya boo... beda dengan ibu sendiri. Akhirnya mama mertua yang telepon, itu sudah jam 20:45wib. Telepon saya angkat dan disebrang sana yang berbicara Bebev.

Saya: Halo Ma (mama mertua maksudnya)

Bebev: mama dimana ? (suara bebev dari sebrang sana)

Saya: mama masih di jalan sayang, mama sama papa tadi ke cibubur. Beli semen de-el-el. Tungguin mama ya. Jangan bobo dulu.

Bebev: Iya ma. Cepat ya.

Saya: iya sayang, sebentar lagi sampai. Mama sudah di Golf. Mama bawa coklat

Bebev: Oke ma..
Sampai di rumah jam sembilan pas. Bebev tidur-tiduran di kamar oppungnya (mama mertua saya) sedangkan oppungnyalagi terima telepon.

Seperti biasa begitu kita pulang, Bebev pasti senang. Bongkar-bongkar bawaan dan selalu nanyain, mama bawa apa?

Dan karena tadi tidak jadi makan, perut mulai keroncongan. Makanan tidak ada, lalu saya menggoreng lumpia ikan dari belanjaan tadi. Bebev ikut menemani saya di dapur. Dia ceria. Seperti biasa ngoceh macam-macam. 

Lalu papanya turun dari lantai dua (kamar kami) ke dapur. Lalu menghampiri Bebev.

Papa: Hayo, cerita sama papa tadi ada apa? Sambil memeluk Bebev dari belakang

Bebev: nggak… nggakk… sambil kedua tangannya menyilang diperutnya. Trussss… mewek… lalu menangis kenceng.

Papa: coba papa liat ya.

Bebev: Nggak, nggak… sambil terus menangis…

Lalu mama mertua saya menceritakan kejadiannya. Biasanya Bebev mandi sore barengan oppung borunya (neneknya, mama mertua saya). Bebev duluan selesai. Lalu oppung borunya menyuruh Bebev naik ke lantai dua untuk pakai baju sendiri. Biasanya juga dia ambil baju sendiri dan pakai sendiri, tapi ditemani. Tapi ini dia ke atas sendirian. Dan entah bagaimana ceritanya, tidak ada yang melihat, tiba-tiba Bebev menangis dan memanggil-manggil saya,katanya. Oppung borunya belum selesai dari kamar mandi, hanya teriak dari bawah ke oppung dolinya (kakek Bebev, bapak mertua saya) untuk ngeliat kenapa Bebev menangis. 

Setelah dicek, ternyata Bebev menyalakan setrikaan. Dan entah bagaimana peristiwanya perut atas Bebev kena setrikaan panas. Huaaaaaa…. :(:(:(

Sampai lama saya kami tidak dibolehin lihat lukanya. Saya ajak dia ke kamar atas dan saya sudah rayu-rayu juga tetap tidak dibolehin. Waktu saya ajak gosok gigi dia pun  menolak, karena seperti biasa klo gosok gigi bajunya bakalan basah dan pasti akan diganti. Dia tidak mau, karena kalau bajunya basah, pasti akan dibuka dan lukanya kelihatan. Huhuhuhuhuhu…. Dia bilang mau gosok gigi sama papa saja. Okelah… lalu dia turun ke bawah temanin papanya yang lagi buat jus. Saya sendirian di kamar, dan saya mewek…. Hiksssss…. Bagaimanapun selalu ada rasa bersalah dihati, karena tidak bisa jagain Bebev 24 jam. Ya walaupun mungkin saya yang jaga 24 jam nggak luput dari kecelakaan kecil seperti ini. tapi tetep saja mirisssss. Sayup-sayup saya mendengat dari atas, Bebev ceria saja seperti biasa sambil cerita sama papanya di bawah. Saya belum tenang karena saya belum tau kondisi lukanya.

Setelah papanya selesai buatin jus, berdua dengan Bebev naik ke kamar. Lalu saya ingatin lagi untuk gosok gigi sama papanya. Dan dia mau. Tapi malah Bebev minta saya saja yang gosok giginya. Tapi dia mau jongkok saja, tetap berusaha menutupi lukanya. Setelah selesai gosok gigi, saya ajak biar pipis. Kesempatan sembari buka celananya saya angkat bajunya dan saya lihat lukanya sekilas. Tidak terlalu lebar, hanya sebesar ibu jari dan kulitnya arinya mengelupas. Entah bagaimana kejadiannya apa mungkin ketika dia kena setrikaan itu dia sedang tidak mengenakan baju makanya kulit arinya mengelupas begitu. Saya tidak bisa membayangkannya. Dan kata oppungnya sudah dipakein obat luka bakar. 

Penampakan Lukanya


Lalu ketika mau tidur, seperti biasa ritual malam berdoa bersama, pas giliran Bebev dia tidak mau mendoakan lukanya biar cepat sembuh. Dia malah kelihatan sedih mukanya. Huaaaaa…. 

Dan beberapa kali Bebev bilang:” nggak lagi kok” maksudnya nggak akan mengulangi lagi. 

Dan sama seperti malam biasanya, kami pergi tidur dan sesi berpelukan bergiliran dia lewatkan. Tapi sambil tiduran saya dan Bebev berpelukan sambil saya bisikkan “pillow talk” supaya Bebev nggak takut dan trauma. Dia tersenyum dan kami tidur. 

Bebev… maafin mama ya nggak bisa jagain kamu 24 jam. :(:( Tetap saja rasa bersalah datang menyergap.

4 comments:

Lidya Fitrian said...

duh kasihan bebev semoga tidak berbekas ya lukanya

Rika Purba said...

makasi doanya tante Lidya :)

giartyblog said...

semoga lekas sembuh yah nak.... huhu..pasti perih itu luka kalau kena air yah mak

Lusi said...

Haduh Bebev. Bebev ngerasa bersalah juga tuh, takut kena marah. Jadi ingat si sulung. Udah aku bilang jangan pegang, eh aku noleh bbrp detik, dipegangnya sterikaan panas. Kita sih ibunya bukannya marahin ya mak, malah kitanya yg ketakutan lihat anak kita kesakitan. Semoga lukanya cepet sembuh ya Bev