Jun 18, 2012

Wisata ke Gunung Pancar


Hari minggu kemarin, kami jalan-jalan ke Gunung Pancar tanpa rencana alias dadakan saja. Ini adalah kunjungan perdana ke sana. Sebelumnya hanya dengar cerita oppung Bev (papa mertua saya) yang katanya pemandangannya bagus dan ada air panasnya.

Kami berangkat dari rumah (Citeureup) dengan mengendarai motor. Kebetulan si Tulang Charles juga lagi main ke rumah, jadilah kita berempat berangkat. Saya, papa Bev, Bev dan tulang Charles naik motor sendiri. Berangkat setengah sebelas siang. Kami mengambil jalur dari pasar citeureup terus ke Sirkuit sentul ke Babakan Madang hingga ke gunung Pancar. Track perjalanan lumayan berbatu-batu. Bev yang ketiduran di motor kadang terkaget karena goncangan motor. Sepanjang jalan melalui rumah-rumah penduduk. Mendekati kaki gunung, terasa hawa sejuk hutan pinus yang rindang. Wowwww… 
 Ini plang menjelang pintu masuk. Foto dipinjam dari sini

Di pintu masuk, kami bayar total rp 8,000 saja untuk 2 motor. Di  sepanjang jalan hutan pinus banyak motor dan couple-couple yang sedang pacaran. Hehehehehe…

Kemudian untuk memasuki area pemandian gunung Pancar bayar lagi rp 10,000 per orang untuk dewasa dan anak-anak rp 4,000 entahlah apakah Bev yang belum sampai 2 tahun juga di hitung bayar, tapi total yang kami bayarkan rp 34,000 untuk 3 orang dewasa dan 1 orang anak – anak. 

Sesampainya di tujuan, setelah parkir motor, kami berjalan ke bawah menurunin anak tangga ala kadarnya ke sekitar 200 meter. Dari jauh sudah terlihat saung-saung dan orang berjalan-jalan.
Tapi saya bingung, kok tempatnya memprihatinkan sekali. Kami hanya duduk di bawah pohon sebentar sembari melihat-lihat keadaan. Saya bilang ke si papa sepertinya tempat ini di kelola pribadi saja belum ada sentuhan dana dari pemda. Tapi klo tidak ada sentuhan pemda bukannya sudah ada biaya retribusi di depan yang kita bayarkan, kata si papa.

Tapi menurut saya, tempat ini belum layak dikatakan tempat rekreasi. Memang terdapat 2 kolam buat berendam,untuk pria dan untuk wanita terpisah dengan dinding pemisah satu meter.  tapi kok tidak pantas untuk berendam ya. saya hanya melongok dan kembali. Hehehehe. Ada juga sih tempat berendam selain di kolam itu, tapi tempatnya juga seadanya saja bayarnya rp 10,000/jam. Tapi kok kayaknya gimana gitu.
 Ini dia kolam nya. Foto pinjam dari sini

 Lalu kami naik kembali menuju parkiran setelah membeli sebungkus keripik pisang seharga rp 5,000 dan sebungkus nangka matang seharga rp 5,000. Di pinggir jalan sebelum parkiran kami mampir di saung milik pedagang yang sedang tutup alias tidak berjualan hari ini. Lumayan buat neduh dan bisa duduk-duduk.
Lalu saya dan Bev naik ke atas kearah parkiran dan membeli sesisir pisang raja seharga rp 6,000. Dan Bev berhasil menyantapnya dua biji. Hehehehe… 

Setelah penat hilang, kami mencari celah lain di area ini, karena penasaran melihat ke parkiran kok sepertinya mobil parkir bermerek semua tapi kok ya pengunjung di bawah sana, di kolam tadi maksudnya kok pengunjungnya gak ada yang keren hahahahhahaaa…

Lalu kami ke area sebelahnya yang kata mas-mas guide (halah), ada kolam VIP untuk keluarga. Dan memang betul, di sebelah parkiran ada kolam untuk keluarga. Harga nya rp 100,000/jam. Owwwwww… mahillll menurut saya. Kolam dibuat seperti kolam ikan hias di rumah, lalu ada pancuran airnya. Ada juga terapi pengobatan sepertinyanya karena saya liat ada bapak-bapak yang sedang tiduran lalu disiram sama si bapak terapis. 

Ini dia kolam VIP keluarga. foto dipinjam dari sini

Tapi melihat kolam VIP ini pun sepertinya masih kurang oke menurut saya. Ini menurut saya loh ya.
Saya nggak kebayang, untuk bertukar nyebur dengan orang yang sebelumnya tanpa airnya dikuras terlebih dahulu. Hahahhahahaa… 

Setelah puas berkeliling, kami pun bergegas pulang. Setelah sebelumnya mencoba track baru mengikuti petunjuk jalan, yang tertulis di plang penunjuk jalannya ada vila, kolam renang, etc. penasaran lalu mencoba track itu, tapi ternyata jalannya jelek curam. Lalu kami putar balik saja untuk pulang. 
 Hutan Pinus. Foto dipinjam dari sini

Kesimpulannya perjalanan hari ini ke gunung pancar tidak berkesan. Yang menarik hanya hawa hutan pinus dan sejuknya udara. Tapi banyak banget couple di sepanjang jalan, eh malah risih liatnya hahahahahhahaha.
Akhirnya kembali ke rumah, dan tiba di rumah waktu sudah menunjukkan pukul setengah empat sore, dan belum makan. Jadilah si mie instant sasaran empuk.

Note: Foto-fotonya semua saya pinjam ya. Tapi kondisinya persis kok seperti itu. sebenarnya saya bawa kamera. Tapi nggak terlalu minat jepret-jepret, hehehehee...




4 comments:

Pakde Cholik said...

lha ke tempat rekreasi jauh2 ya nikmati saja nduk, itung2 untuk pengalaman baru he he he he.

Kok ada motor bisa lewat tol sih.

Salam hangat dari Surabaya

Rika Purba said...

@Pakdhe Cholik,

behhhhh, kita lewat jalur biasa lagi Dhe bukan lewat tol. hihihihihihi..

Winda Krisnadefa said...

sayang ya, banyak banget tempat2 wisata di kita nggak digarap dengan baik...fasilitasnya gk memadai, jorok, kumuh, padahal kalau dikelola baik, bisa jadi pemasukan utk pemda-nya.. :(

Rika Purba said...

@Winda,

betul mbak.

makasi sudah mampir ya mbak.

sukses selalu