Jun 26, 2013

Letter to Beverly (1)

Dear Beverly,

Hari ini mama menulis ini di perjalanan pulang dari kantor. Mama naik bus Rancamaya agak mama lebih cepat nyampe rumah. Syukur syukur ongkosnya belum naik setelah kenaikan BBM sabtu lalu.


Dear Beverly,


Tahukah kamu, tadi pagi sekitar jam 11 mama mau antar 15 btl gamat buat ponakan bu Erry yang di Tuban. Mama udah janjian dengannya ketemuan di dekat kantor. Ketika mama membawa gamat keluar ruangan ke resepsionis, tali kantong plastik tempat gamat itu putus dan gamatnya berserakan di lantai. Begitu juga lakban dan gunting. Mama deg-degan dan mama pungutin cepat-cepat. Mama sampai gemetar, mama hanya tidak enak diliat teman-teman kerja mama apalagi kalau sampai diliat bapak bos bule.


Dear Beverly,

Hari ini mama masih memikirkan kerinduan mama untuk resign saja dari kantor dan bekerja dari rumah. Dan bisa mendampingimu nak. Tidak terasa umurmu hampir 3 tahun dan begitu banyak momen yang terlewatkan oleh mama dalam pertumbuhanmu. Ketika tante Atik masih bersama kita dan merawatmu dengan penuh cinta, itupun mama merasa tetap ada yang hilang dalam hidup mama. Iya, mama hanya punya waktu sedikit untukmu.

Yang paling menyedihkan lagi ketika tante Atik harus berpisah dengan kita dan membina rumah tangganya sendiri. Kamu harus dijaga oleh mama Dimas. Mama tau, mama Dimas sayang sama kamu. Mama Dimas telaten merawatmu sembari mama tinggal pergi kerja. Mama senang melihat perkembanganmu. Perkembangan perbendaharaan katamu, lulus toilet trainingmu. Tapi mama pernah merasa risih dan sedih kala engkau memanggil mama Dimas dengan panggilan "mama". Well, tapi atas nasehat papa, selagi itu tidak merugikan kita tidak apa-apa. Toh juga tidak mengurangi kadar cintamu untuk mama. Mama tau, engkau memanggil mama Dimas dengan sebutan "mama" karena engkau ikutan Dimas memanggilnya mama.


Dear Beverly,

Puncak drama kesedihan mama yang membuat mama makin ingin resign saja adalah ketika mama Dimas mengajukan mau mengundurkan diri dengan alasan kita juga toh mau pindah rumah. Selain itu karena kedatangan saudara-saudaranya dari kampung untuk wisudaan ponakannya. Mama sempat stress karena oppung juga lagi di medan. Mama hanya bisa minta tolong ke mama Dimas untuk menjaga kamu dulu dak tidak apa-apa kamu dibawa ke rumahnya.

Dear Beverly,

Ketika hari kamis itu, mama Dimas tidak datang hingga tengah tujuh pagi, mama sudah berembuk dengan papa, untuk siapa diantara kami yang libur hari itu. Dan mama sudah siap tidak masuk kerja hari itu. Walau sebenarnya berat, karena dalam tiga bulan belakangan ini mama cukup sering absen. Tiba - tiba mama Dimas muncul lima menit sebelum jam tujuh, dan mama akhirnya memutuskan untuk berangkat ke kantor walaupun bakalan terlambat.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

2 comments:

Lidya Fitrian said...

saved by the bell ya mbak. dilema ya mbak sebagai wanita bekerja

keke naima said...

semoga ada solusi yg terbaik, ya