Jun 25, 2013

Rejeki Sudah Diatur Sedemikian Rupa Sama Tuhan



Hallo, hallo,
Sudah lama sekali nggak menulis. Nggak terasa bulan juni sudah mau berakhir ya. bulan ini sibuk sekali, eh,, nggak deng. Nggak sibuk sibuk amatlah. Biasa aja. Itu Cuma alasan saja kenapa nggak nge blog. Sebenarnya banyak ide di kepala, pengen nulis lewat BB tapi ya itu tadi, sudahlah.Kali ini mau nulis random saja. Karena banyak yang mau ditulis. 

Penjaga Anak

Ketika adik saya mau nikah dulu saya ketar-ketir siapa yang akan jagain anak saya nanti. Sudah coba tanya sana sini, bahkan sudah coba – coba telepon yayasan. Tapi dari yayasan belum terlalu sreg dan kebetulan belum available. Ada orang gereja yang bersedia, tapi minta Bev dibawa ke rumahnya. Diantar jemput tiap hari. Duhhhh mana jarak rumahnya dengan rumah kami cukup jauh. Kasian juga klo Bev harus di gempol jam 5 pagi naik motor. Tapi akhirnya se ibu ini nggak jadi, lupa waktu itu alasannya apa. 

Tapi Tuhan maha baik, kami ditunjukkan orang yang bersedia di saat-saat terakhir. Sehari sebelum pernikahan adik saya, seorang ibu anggota gereja kami bahkan datang menawarkan diri untuk jaga Bev. Tentu saja saya senang. Mana rumahnya sangat dekat dengan rumah kami. Jadi Bev nggak perlu diantar jemput ke rumahnya. Tapi ibunya sendiri yang datang ke rumah kami pagi-pagi. Nungguin Bev bangun. Bev memang tidak susah diatur, dia sangat mandiri dan mudah diurus. Dia cocok dengan ibu ini. Senangnya lagi ibu ini sangat telaten mengurus Bev. Sangat sabar menunggui Bev makan (yang makannya ngemut). Dan toilet training Bev segera bisa rampung di tangan dia. Dulu saya membuat target seenggaknya umur 3 tahun Bev lulus toilet training. Tapi dengan adanya ibu ini, Bev lebih cepat lulus toilet trainingnya. Dampak positif lainnya, Bev lebih cepat banyak perbendaharaan katanya karena sering diajak main dengan anak-anak tetangga rumahnya dan dibawa ke sekolah TK anaknya. si ibu ini punya anak laki-laki berumur 6 tahun. Dampak kurang baiknya Bev juga menyerap kata-kata yang kurang baik dari pengaruh lingkungan pergaulannya. Ya, begitulah. Saya dan suami mendampingi dan mengarahkan Bev pada malam hari dan hari libur. 

ART mengundurkan diri tanpa pemberitahuan

Sebenarnya ini peristiwanya sudah beberapa bulan lalu. Bulan Maret malah. ART kami adalah yang datang pagi pulang seselesai kerjaannya senin – jumat. Sedangkan sabtu – minggu libur. Kerjaan rutinnya nyapu, ngepel, cuci piring bekas saya masak pagi, kadang dengan piring abis dipake malam hari klo lagi malas nyucinya, nyuci baju pake tangan, nyetrika. Terkadang ngerjain itu semua dua jam saja cukup. ART kami ini bekerja di beberapa tempat, jadi terkadang setrikaannya belum tuntas dia udah pulang. Okelah buat saya nggak apa-apa. Lalu satu kali di hari jumat dia nggak datang. Saya tanya ke yang jaga anak kami, bahwa tukang cuci nggak datang. Cucian mulai menumpuk karena sabtu minggu dia libur. Di tunggu seninnya juga nggak datang. Lalu saya telepon ternyata dia sudah mengundurkan diri tanpa pemberitahuan. Alasannya dia dapat kerjaan di pabrik dan langsung kerja dan tidak sempat datang ke rumah memberitahu. Sore itu resmilah kami tidak punya tukang cuci mulai hari itu, strikaan yang sudah segunung tangkuban perahu dan dan cucian yang setumpukan baju 3 hari itu saya rendam dan cuci tangan sendiri. Dalam kondisi letih lesu dan capek ditambah efek morning sickness, rasanya pengen menangis tapi bersyukur saya belajar menyukuri setiap keadaan. Prettt hahahaha…
Setelah berhentinya si ART langsung mengajukan ke suami untuk beli mesin cuci. 

Langsung PO di release hari minggunya beli mesin cuci di Carrefour. Kebetulan diskon, weitsss,, bukankah careefour selalu punya diskon yang asik? Well, biarin yang lain diskon tapi saya perlunya mesin cuci. Kalau mesin cuci kami yang sebelumnya manual (rusak dihajar tikus) kali ini beli yang lebih bumil friendly, belinya yang kita tinggal masukin cucian, cemplungin detergen nyalakan air. Trus tinggalkan pergi nonton tv atau masak, ntar bunyi alarmnya siap untuk di jemur. Well, setelah si mesin cuci tiba di rumah, yang mengambil alih tugas mencuci adalah suami. Ya walaupun cuma cemplung-cemplung aja tetep ya makan waktu. dasar pemalas ya*

Tapi urusan setrikaan dan beresin rumah, saya minta tolong ke ibu yang jagain anak saya. Dikerjain semampunya aja. Daripada saya yang ngerjain, rasanya pulang kerja itu nyampe rumah udah kliyengan. sudah nggak sanggup lagi ngerjain itu. Upahnya  saya berikan penuh sebesar yang diterima ART yang mengundurkan diri loh. padahal kerjaannya sudah dipotong mencuci. sedangkan ART lama mencuci pake tangan pulak.. Ya, begitulah. Rejeki orang memang beda-beda ya.Tuhan sudah mengatur semuanya.

No comments: