Setiap hari saya berangkat ke kantor dengan mengompreng. Ngompreng atau nebeng ke mobil sesama karyawan yang kerja ke arah Jakarta. Dan tidak terasa sudah saya sudah dua tahun lebih ikut omprengan. Owwww
Awal-awal ikut ngompreng masih sedapatnya aja mobil mana duluan lewat. Trus jadi pelanggan tetap.
Nah, kalau jadi penumpang di omprengan pelanggan tetap, harus ikut jam berangkatnya yang punya mobil. Nggak selamanya on time. Jadi tiap hari koordinasi lewat sms/bbm. Kadang yang punya mobil berangkat siang-an atau malah pagi-an.
Satu kali, seperti biasa saya kirim sms di jam yang sama kepada bapak
yang punya mobil bahwa saya ikut nebeng hari itu. Sambil menyiapkan
makanan bayi saya Abigail, sms balasan tak kunjung datang, biasanya
langsung dibalas berangkat jam sekian bla bla bla.
Berselang dua puluh menit, balasan masuk isinya" Berangkat sekarang ya". Dan itu setengah jam lebih awal dari keberangkatan normal. Woww.. Saya belum siap-siap, saya belum mandi, saya belum sarapan dan harus berangkat sekarang. Whatttt?
Dalam hitungan detik, otak saya otomatis melakukan tawar menawar.
Ahhh... Udahlah, cuti dadakan aja.
Ahhh,, sudahlah biar mereka berangkat aja.. cari tumpangan lain.
Ini bagian pasrahnya.
Lalu di belahan lain otak saya mengatakan
Eiiii... Kan kamu tidak ada rencana cuti, kenapa mesti cuti dadakan
Eiiiii.. Klo kamu cari tumpangan lain, kamu akan kehilangan banyak waktu
Perdebatan sekian detik itu saya balas sms, " oke, 2 menit ya " lalu saya mandi burung, nyamber baju. Trus bapak yang punya mobil telpon. Hayukkkk, saya sudah di depan. Saya jawab, iyaaa pak. Tunggu, saya lariii. Ambil tas, kiss kiss 2 kiddos, ambil cooler bag + ice gel + botol asip
And
RUN ...
RUN ...
RUN ...
Dan saya sampai di mobil si bapak, pas 2 menit dari si bapak tadi telpon saya.
AMAZING, right!!
Seringkali, kita banyak memberi excuse pada diri kita. Dengan membuat alasan-alasan yang tidak ada habisnya. Hidup mengalir saja, padahal kita punya raksasa tidur dalam diri kita yang kita abaikan. Menyerah sebelum mencoba tidak akan pernah membuat kita tahu hasil akhirnya. Dalam waktu yang sempit sekalipun, kita masih bisa berpikir untuk memilih yang terbaik.
Happy Wednesday
Berselang dua puluh menit, balasan masuk isinya" Berangkat sekarang ya". Dan itu setengah jam lebih awal dari keberangkatan normal. Woww.. Saya belum siap-siap, saya belum mandi, saya belum sarapan dan harus berangkat sekarang. Whatttt?
Dalam hitungan detik, otak saya otomatis melakukan tawar menawar.
Ahhh... Udahlah, cuti dadakan aja.
Ahhh,, sudahlah biar mereka berangkat aja.. cari tumpangan lain.
Ini bagian pasrahnya.
Lalu di belahan lain otak saya mengatakan
Eiiii... Kan kamu tidak ada rencana cuti, kenapa mesti cuti dadakan
Eiiiii.. Klo kamu cari tumpangan lain, kamu akan kehilangan banyak waktu
Perdebatan sekian detik itu saya balas sms, " oke, 2 menit ya " lalu saya mandi burung, nyamber baju. Trus bapak yang punya mobil telpon. Hayukkkk, saya sudah di depan. Saya jawab, iyaaa pak. Tunggu, saya lariii. Ambil tas, kiss kiss 2 kiddos, ambil cooler bag + ice gel + botol asip
And
RUN ...
RUN ...
RUN ...
Dan saya sampai di mobil si bapak, pas 2 menit dari si bapak tadi telpon saya.
AMAZING, right!!
Seringkali, kita banyak memberi excuse pada diri kita. Dengan membuat alasan-alasan yang tidak ada habisnya. Hidup mengalir saja, padahal kita punya raksasa tidur dalam diri kita yang kita abaikan. Menyerah sebelum mencoba tidak akan pernah membuat kita tahu hasil akhirnya. Dalam waktu yang sempit sekalipun, kita masih bisa berpikir untuk memilih yang terbaik.
Happy Wednesday