Di era tahun sembilan puluhan ketika saya masih di bangku
sekolah menengah pertama, sebuah buku diari sangat berharga bagi siapapun yang
suka menulis. Mencurahkan segala isi hati, uneg-uneg, cerita seru dalam
keseharian. Itu dulu. Namun sekarang di era digital ini menulis diari sudah
pindah ke computer, laptop dan smartphone. Sudah pasti ini lebih praktis.
Bagi saya dengan adanya digital sangat membantu saya untuk
mendapatkan informasi tiada batas. Dan
sedikit banyak, bahkan banyak sekali menolong dalam pekerjaan saya. Sejak lulus
kuliah sampai hari ini saya bekerja di satu perusahaan lokal sebagai tenaga
akunting dan keuangan. Kendati perusahaan lokal namun banyak orang asing di
dalamnya. Berinteraksi dengan para bule yang notabene tidak tau sama sekali
bahasa Indonesia ini sudah pasti memaksa saya harus bisa berbahasa Inggris.
Selain berbicara langsung koresponden dengan email rutin dalam menunjang
pekerjaan. Iya, online translator semacam google translate sangat menolong. Saya
masih ingat betul kejadian lucu tapi mengenaskan ketika satu kali saya menerima
telepon dari konsultan kami, meminta saya untuk mengirimkan data melalui email.
Betapa sulitnya saya menuliskan alamat emailnya. Bahkan telah dieja sekalipun.
Dan alhasil, email yang saya kirim not delivered. Tragis bukan. Tapi dengan
bantuan internet saya berhasil mendapatkan alamat emailnya yang benar melalui
googling ke website perusahaan tempat beliau bekerja. Sejak saat itu, saya
bertekad belajar bahasa itu dengan lebih baik lagi. Kembali dengan bantuan
internet saya bisa mendapatkan bahan bacaan gratis, video dan MP3 gratis untuk
di dengarkan, berinteraksi dengan sesama pelajar bahasa asing. Untuk saat ini,
kemampuan berbahasa Inggris saya sudah jauh lebih baik.
Sembari bekerja, saya mencari-cari usaha sampingan. Melalui
internet juga sejak tahun 2008 saya
berlabuh di salah satu produk kesehatan yang sangat berguna bagi saya pribadi.
Karena manfaat produk yang saya rasakan sendiri, melalui itu saya sampaikan
kepada keluarga dan testimony saya melalui forum weddingku yang rajin saya
sambangi pada waktu itu. Melalui promosi kecil-kecilan melalui internet
perlahan-lahan pelanggan saya semakin banyak, penjualan pun semakin meningkat. Keuntungan penjualan cukup untuk menutupi
biaya hidup sehari-hari saya yang masih single pada saat itu. Jadi uang dari
penghasilan utama saya bisa ditabung dan membantu membiayai kuliah adik saya.
Dan ketika saya menikah pun tabungan saya dan tabungan sang pacar (saat itu)
yang kini telah jadi suami, cukup untuk menutupi biaya pernikahan kami. Puji
Tuhan.
Dalam berpenampilan, saya lebih cenderung simple, tidak suka
ribet. Dengan celana jeans, kaos oblong dan sandal jepit rasanya lebih nyaman.
Kecuali kalau ke pesta, tapi daripada dress saya lebih cenderung memakai batik
andalan yang tiada matinya. Dengan polesan bedak dan lipstick secukupnya. Dan entah kenapa sejak saya hamil anak kami
Bev saya tidak suka mencium bau parfum. Tapi akhir-akhir ini saya mulai
mencintai parfum.
Karena saya sejak sekolah menengah pertama telah jauh dari
saudara dan orang tua, maka sekarang ini berkumpul dengan orangtua dan adik
adik adalah saat yang paling menyenangkan. Kedua orangtua saya yang masih
tinggal di Medan serta salah saru adik lak-laki saya, sedangkan adik-adik yang lain sudah menyebar ada yang di Batam,
ada yang di Jakarta dan di Bandung. Rasanya untuk berkumpul komplit susah
sekali. Namun tali silaturahmi tetap terjalin melalui telepon, SMS, facebook
dan twitter. Dan setelah saya menikah,
kebetulan saya anak sulung maka rumah kami adalah tempat berkumpul.
Bagi kami (saya dan suami), lima hari kerja untuk kami, satu
hari untuk Tuhan, satu hari untuk keluarga dan sosial. Tuhan itu maha baik,
maha pemurah, penuh kasih. Tuhan sendiri pun beristirahat untuk menikmati
keindahan ciptaannya. Setelah berjerih lelah selama lima hari menerobos kehiruk
pikukan dunia ini, satu hari penuh beristirahat untuk Tuhan di hari sabtu dan
satu hari penuh untuk keluarga, saudara-saudara, arisan di hari minggu.
Kehidupan ini harus seimbang baik secara vertical dan horizontal.
Tulisan ini diikutsertakan dalam Kontes: Fastron Blogging Challenge