Judulnya nggak keren banget ya. pindah rumah
kudune ke rumah sendiri. ini kok malah ke rumah mertua. Jadi begini
ceritanya. Awalnya kami pindah dari kontrakan di kampung rambutan ke Cibinong
supaya dekat dengan mertua, agar bisa dimintain tolong jagain Bev waktu itu. Iya,
lagi lagi mengharapkan mertua. Puji Tuhan mertua saya termasuk mertua yang
baik.
Sekitar 4 bulan menempati rumah kontrakan kami di
Cibinong sekitar bulan Agustus 2011, mama mertua saya menyatakan
keinginannya kepada kami agar rumahnya yang di tempatinya sekarang di renovasi dan
kami ikut tinggal di sana saja. Waktu itu saya dan papanya Bev hanya diam saja tidak
berkomentar, karena memang belum ada gambaran kearah situ. Jadilah ide dan saran mama mertua saya mengendap begitu saja.
Namun sekitar triwulan kedua tahun 2012, papa Bev
mengingatkan kembali akan keinginan mama mertua saya. Lalu kami menjadikan
salah satu bahan diskusi serius disela-sela waktu menjelang tidur. Hitung punya
hitung dananya sebenarnya belum memadai. Namun jika cukup berani, sudah bisa
di mulai. Rumah mertua saya ada di
komplek BTN yang mana dulunya diambilnya muka belakang. Jadi luasnya 120 meter.
Dan rencananya kami akan renovasi bertingkat dua, jadi nantinya setelah selesai renovasi mertua
saya akan menempati lantai bawah dan kami akan menempati lantai atas. Setelah mantap dengan segala perencanaan khususnya
uangnya yang tentunya tidak sedikit, akhirnya pembangunan dimulai tanggal 06
september 2012. Pengerjaan dimulai tanpa desain khusus tanpa arsitek, dan
dikerjakan dengan tukang bangunan harian.
Dengan berganti tukang beberapa kali, ditipu tukang plafon, ditinggalin nggak selesai sama tukang plafon, sungguh membuat emosi dipaksa bersabar double double.
Dengan berganti tukang beberapa kali, ditipu tukang plafon, ditinggalin nggak selesai sama tukang plafon, sungguh membuat emosi dipaksa bersabar double double.
Karena satu dan lain hal, akhir pada tanggal 17 Juni kemarin, kami pun menempati rumah itu dengan kondisi belum seratus persen selesai. Tangga belum dipasang sempurna, belum ada pagar tangga naik ke atas, kamar mandi atas belum selesai, kamar atas baru satu yang selesai, akhirnya kami tinggal di kamar seadanya dan berdebu itu sudah pasti.
Karena memang tidak ada bakat desain dan juga tidak pakai arsitek, jadinya penempatan colokan listrik tidak sesuai dengan keinginan, lah wong keinginan untuk meletakkan barang itu, barang ini muncul setelah "tour house" di google. Ya, tapi semua bisa diatasi. Let make life simple, right!
Semoga dalam waktu sesingkat-singkatnya selesai tuntas seratus persen. Rasanya risih sekali melihat barang berserakan dimana - mana, berdebu.
3 comments:
hehehe sabaaar sabaaaarrr...
milih tukang bangunan tuh kayak milih jodoh kali yaa... susah susah gampang, dan kalo memang berjodoh dengan yang terbaik, bisa jadi setiiiiiiaaaa menggunakan jasanya terus.
Adik Bev lebih suka dong... serumah sama oma opa???
semoga semuanya lekas beres ya rumahnya
Post a Comment