Titt..titt..tiitt…titt… bunyi BB Sri membuyarkan
konsentrasinya dari angka-angka rumit di komputer di depannya. Dengan malas digapainya
si mungil BB tanpa mengalihkan perhatiannya dari komputer. Ini adalah
akhir bulan, Sri harus menyelesaikan menginput time sheet upah karyawan. Dibukanya
BBnya, ternyata bukan bbm, bukan ym, atau sms. Tapi alert di BB nya
mengingatkannya bahwa hari ini adalah hari ulang tahun mami mertuanya.
“Opsss…” untung aja aku tandai disini, klo nggak bisa berabe”,
Sri bergumam
Sri teringat sebuah tas cantik ketika dia jalan-jalan dengan
Bram minggu lalu. Sri berniat menghadiahkan tas itu untuk kado ulang tahun mami
mertuanya. Segera di teleponnya Bram.
“Ada apa sayang” suara merdu Bram di sebrang sana selalu
membuat Sri kangen
“Bram, nanti jemput aku di Grand Indonesia aja ya. Aku
mampir ke sana dulu, mau beli kado buat mami”. Dari sana kita langsung mampir
ke rumah mami”. Celoteh Sri
“Tumben, emang ada apa sayang, kasi kado segala?” kata Bram
“Masa kamu lupa, hari ini mami ulang tahun” kata Sri
“Oh iya, aku hampir lupa. Untung kamu ingat. Thanks ya honey.
See you there. I love you”. Kata Bram menutup telpon. Perhatian dan kata-kata
Bram yang selalu romantis membuat Sri bahagia dan bersemangat.
“Selesai” kata Sri riang.
“Ra, aku mau ke Grand Indonesia. Mau ikut?” kata Sri kepada
Ria sahabatnya.
“Nggak Sri. Makasi. Aku dijemput Dito” Sahut Ria
“Ciyeee yang dijemput, senangnya” tangkis Sri. Dia tahu
betul Ria sahabatnya ini baru resmi pacaran dengan Dito anak pak Harun komisaris di
perusahaan tempat mereka bekerja ini.
Iya deh, aku jalan dulu ya” kata Sri sambil melangkah
meninggalkan meja kerjanya.
“Oke Sri. Hati-hati ya” kata Ria
***
Sri menimang-nimang tas branded itu. Bentuknya cantik
sekali. Terbuat dari kulit sintetis yang diemboss berwarna putih dengan aksen
kulit sintetis bertekstur kulit ular. Berkali-kali dia menimang lalu menaruhnya
kembali, lalu kembali mengambil dan menimangnya lagi. Pikirannya kacau. Delapan digit harga bandrol tas itu membuat Sri mengernyitkan dahi berkali - kali. Tapi Sri tak mengurungkan niatnya. "Biarlah saya nggak usah shopping tiga bulan ke depan, yang penting bisa kadoin tas ini untuk mami" batinnya.
“Pasti mami suka dengan tas ini “ gumam Sri. Diambilnya tas
itu, lalu dibawanya ke pramuniaga toko.
“Dibungkus yang rapi ya mba. Pakai kertas kadonya yang merah”
kata Sri kepada pramuniaga cantik itu.
“Iya bu” kata pramuniaga itu sambil tangannya merapikan kantong
pembungkus tas branded itu.
“Ini, bu. Sudah
Selesai” kata sang pramuniaga sambil menyodorkan bungkusan berwarna merah
kepada Sri.
“Totalnya Sepuluh Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Ribu bu”
lanjut pramuniaga
Sri menyodorkan credit cardnya untuk membayar tas itu. Bram mengirim
bbm bahwa dia sudah menunggu di lobbi mall.
*****
Ting tong….. Sri memencet bel rumah mami. Tidak berapa lama
mami keluar membukakan pintu.
“Selamat ulang tahun
ya, Mi” Kata Sri bergantian dengan Bram mencium mami.
Sri menyerahkan kadonya kepada mami. Lalu Sri duduk di kursi
tamu rumah mami yang mewah.
“Semoga mami suka” kata Sri sambil melirik wajah mami. Kendati usia
mami sudah tujuh puluh tahun, tapi masih cantik dan awet muda.
“Kenapa repot-repot kasi kado segala Sri” kata mami sambil
membuka bungkus kado pemberian Sri.
“ Cuma sekali setahun kok Mi” kata Sri menimpali
“Cantik sekali ini, tapi mami sudah punya tas persis seperti
ini Sri. Dikasi teman mami yang baru pulang dari Paris minggu lalu” kata mami.
“Tapi terimakasih ya, sudah kasi kado untuk mami. Kalau kamu
tidak keberatan tas ini kasi saja ke mbok Iyem atau siapa gitu ke teman kamu.
Mubazir kalau mami punya dua tas yang sama” lanjut mami.
Sri terdiam.
Diinjaknya jempol kaki Bram di bawah meja. Bram kaget dan teriak “Aduhh…”
Diinjaknya jempol kaki Bram di bawah meja. Bram kaget dan teriak “Aduhh…”
“Kenapa Bram?” kata mami kuatir
“Nggak apa-apa Mi” sahut Bram sambil melirik Sri.
“Mi, kita pamit pulang dulu ya. Sudah malam, kasian Zane
pasti sudah nungguin di rumah” kata Bram
“Oke, hati-hati ya” jawab mami sambil mencium pipi anak dan mantunya itu.
Bram dan Sri berjalan beriringan meninggalkan rumah mami dan
masuk ke mobil.
“Ahhhh… mami kok gitu sih Bram.Aku kan udah bela-belain beli
tas itu buat kado ulang tahun mami. Tapi mami kok tega sih mau kasiin tas nya
sama mbok Iyem” kata Sri sewot. Mukanya di tekuk.Bram hanya nyengir kuda, diraihnya pundak Sri. Disandarkannya
di dadanya. Dibelainya rambut pekat Sri.
“Udah, nggak usah dipikirin. Nanti uang kamu kuganti. Yang penting niat kamu untuk membuat mami senang itu lebih penting” bisik Bram di telinga Sri. Sri memejamkan matanya. Kata - kata Bram berhasil menenangkannya.
“Udah, nggak usah dipikirin. Nanti uang kamu kuganti. Yang penting niat kamu untuk membuat mami senang itu lebih penting” bisik Bram di telinga Sri. Sri memejamkan matanya. Kata - kata Bram berhasil menenangkannya.