Gambar pinjam dari sini
Dengan modal keyakinan dan doa, dan atas bantuan pinjaman dari pemerintah Singapura, Merry Riana melanjutkan studinya di Nanyang Technology University. Di sinilah awal segalanya. Dengan keuangan yang sangat pas-pasan, Merry Riana harus bisa mencukupi kebutuhannya. Dengan uang 7 dollar Singapura untuk bekal satu minggu, Merry Riana harus bisa mengidupi dirinya dengan 1 dollar per hari.
Sebenarnya Merry Riana bisa saja meminta uang kepada orangtuanya di Jakarta. Namun dia mengurungkan niatnya. Mengingat kondisi perekonomian orangtuanya yang juga sedang terguncang pada saat itu, belum lagi harus membiayai sekolah kedua adiknya.
Tahun pertama adalah tahun yang sangat berat bagi Merry Riana. Perkuliahan dari pagi sampai sore belum lagi ditambah kursus bahasa -Inggris wajib bagi mahasiswa asing non Singaporean. Bagaimana rasanya melalui jam - jam kuliah yang padat itu dengan perut keroncongan yang hanya diisi dengan mie instant yang dibawanya dari Jakarta dan sepotong roti tawar sebagai bekal makan siang yang kadang disantapnya di toilet kampus karena tidak ingin dilihat teman-temannya.
Namun kondisi itu membuat Merry Riana menjadi kuat dan dia bertekad dia harus bergerak. Dia mulai memutar otak bagaimana ia bisa mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhannya. Membagikan brosur adalah salah satu pekerjaan yang dilakoninya ketika liburan semester. Ide-ide cemerlang lainnya bermunculan di kepalanya untuk membantu mengatasi kondisi keuangannya. Dia pun bercita-cita akan berpenghasilan satu juta dolar pada saat dia berusia tiga puluh tahun.
Mampukah Merry Riana bertahan sampai menamatkan kuliahnya? Bagaimanakah akhirnya perjuangannya? Bagaimana dengan cita-cita sejuta dollarnya? Buku Mimpi Sejuta Dolar (true story Merry Riana) yang ditulis apik oleh penulis muda berbakat Albertiene Endah memberikan jawabannya.
Buku ini sangat memotivasi. Sangat direkomendasikan untuk dibaca khususnya kepada anak muda yang serdang berkuliah atau anak muda yang baru memulai karier.
Selamat membaca.
2 comments:
peasaran...padahal ini bukunya udah lumayan lama terbit ya...tapi belum punya...jadi pengen beli setelah baca resensi in...makasih yaaaa..
btw, ini kayanya kunjungan perdanaku ke sini...ternyata sama2 member KEB...^_^ salaman...
@Winda,
haiiiiiiiiii senangnya dikunjungi warga kampung fiksi :):) lohhh hehehehe
iya mbak bagus bukunya.
Post a Comment