Jan 11, 2013

Ten Days Praying


Sabat lalu di gereja kami diumumkan program sepuluh hari berdoa. Dimulai dari tanggal 9 sampai 19 januari. Oleh pak Pen dimudahkan dengan membuat jadwal berdoa selama 24 jam per harinya, masing masing dapat 15 menit, dimulai dari jam 6 pagi sampai jam 6 pagi. Jadwal berlaku selama sepuluh hari. Saya sendiri dapat giliran berdoa jam 10 malam. Topik pokok doa adalah rencana renovasi ruang serba guna gereja kami yang sudah sangat rapuh dan rencana renovasi gereja sekalian, dan pribadi kita. 

Malam pertama kemarin saya absen hikkksss. Karena saya sedang dying banget karena masih belum pulih dari sakit tenggorokan. Malam kedua saya jalankan tugas. Doa saya pribadi adalah meminta kebijaksanaan dari Tuhan, juga meminta restu akan keinginan saya untuk memajukan diri dari tempat kerja saya sekarang. Semoga dimudahkan. Semakin hari tekad saya semakin bulat. Walaupun saya tahu saat ini memang saya sangat perlu uang untuk mendukung perkuliahan tiga orang adik saya saat ini, minimal dua tahun ke depan saya harus siap jadi penopang. Well, even an education of my siblings is not my responsibility nor my obligation, tapi bagaimanapun saya akan berusaha supaya semua sama sama maju. Sukses sendiri gak enak kan.

Selain itu, pembangunan rumah dua lantai yang saat ini sedang berjalan, sangat menyedot -biaya banyak. Kami merenovasi rumah mertua, yang mungkin juga akan menjadi rumah masa depan kami. Selain untuk menyenangkan orangtua dimasa tuanya, sebagai ucapan terimakasih kepada orangtua (mertua) atas usaha, pengorbanannya membesarkan kita, mengurus dan menyekolahkan hingga bisa sampai seperti sekarang ini. Belum lagi orangtua dititipin jaga cucu, padahal mertua sudah ujur, berjalan saja sudah susah. Tapi demi anak-anaknya bisa bekerja untuk mempertahankan hidup, ya begitulah. Mungkin pembangunan ini baru kelar bulan april nanti, jadi masih panjang perjalanannya. 

Dan tadi pagi, tidak seperti biasanya Bebev bangun pagi, sehabis saya dan papanya Bev renungan pagi, Bev bangun, segar, ngobrol dengan saya, ketawa-ketawa. Tapi waktu saya pamitan mau mandi, siap siap untuk ke kantor Bev malah nemplok peluk-peluk saya. Jadilah kami bernegosiasi dulu. Saya bilang ke Bev, ntr suatu saat mama nggak pergi ke kantor lagi. Tapi kita akan sama - sama ke toko di atas, nanti Bebev bantuin mama kerjan bantuin packing, bantuin kasi paket ke mas mas JNE, bantuin mama nyapu di toko. Dan dia berbinar. Entahlah papa Bev dengar atau tidak karena dia tiduran di samping kami, entah tidur ayam atau tidur beneran, tapi kata kata yang saya ucapkan itu adalah bagian dari doa saya selama sepuluh hari pekan doa ini. 

Powered by Telkomsel BlackBerry®

2 comments:

Ila said...

kalo mbangun rumah memang banyak menghabiskan dana, mba rika, tapi manfaatnya besa kan? hehe. semoga pembangunannya segera selesai ya :D

Rika Purba said...

@Ila,

makasi sudah mampir, iya. broso hehehehehe.... makasi doanya ya. saya akan berkunjung balik. :)