Jan 29, 2013

Prompt #2: Kado Ulang Tahun Mami


Titt..titt..tiitt…titt… bunyi BB Sri membuyarkan konsentrasinya dari angka-angka rumit di komputer di depannya. Dengan malas digapainya si mungil BB tanpa mengalihkan perhatiannya dari komputer. Ini adalah akhir bulan, Sri harus menyelesaikan menginput time sheet upah karyawan. Dibukanya BBnya, ternyata bukan bbm, bukan ym, atau sms. Tapi alert di BB nya mengingatkannya bahwa hari ini adalah hari ulang tahun mami mertuanya.
“Opsss…” untung aja aku tandai disini, klo nggak bisa berabe”, Sri bergumam
Sri teringat sebuah tas cantik ketika dia jalan-jalan dengan Bram minggu lalu. Sri berniat menghadiahkan tas itu untuk kado ulang tahun mami mertuanya. Segera di teleponnya Bram.
“Ada apa sayang” suara merdu Bram di sebrang sana selalu membuat Sri kangen
“Bram, nanti jemput aku di Grand Indonesia aja ya. Aku mampir ke sana dulu, mau beli kado buat mami”. Dari sana kita langsung mampir ke rumah mami”. Celoteh Sri
“Tumben, emang ada apa sayang, kasi kado segala?” kata Bram
“Masa kamu lupa, hari ini mami ulang tahun” kata Sri
“Oh iya, aku hampir lupa. Untung kamu ingat. Thanks ya honey. See you there. I love you”. Kata Bram menutup telpon. Perhatian dan kata-kata Bram yang selalu romantis membuat Sri bahagia dan bersemangat.
“Selesai” kata Sri riang.
“Ra, aku mau ke Grand Indonesia. Mau ikut?” kata Sri kepada Ria sahabatnya.
“Nggak Sri. Makasi. Aku dijemput Dito” Sahut Ria
“Ciyeee yang dijemput, senangnya” tangkis Sri. Dia tahu betul Ria sahabatnya ini baru resmi pacaran dengan Dito anak pak Harun komisaris di perusahaan tempat mereka bekerja ini.
Iya deh, aku jalan dulu ya” kata Sri sambil melangkah meninggalkan meja kerjanya.
“Oke Sri. Hati-hati ya” kata Ria

***
Gambar pinjam dari sini

Sri menimang-nimang tas branded itu. Bentuknya cantik sekali. Terbuat dari kulit sintetis yang diemboss berwarna putih dengan aksen kulit sintetis bertekstur kulit ular. Berkali-kali dia menimang lalu menaruhnya kembali, lalu kembali mengambil dan menimangnya lagi. Pikirannya kacau. Delapan digit harga bandrol tas itu membuat Sri mengernyitkan dahi berkali - kali. Tapi Sri tak mengurungkan niatnya. "Biarlah saya nggak usah shopping tiga bulan ke depan, yang penting bisa kadoin tas ini untuk mami" batinnya.
“Pasti mami suka dengan tas ini “ gumam Sri. Diambilnya tas itu, lalu dibawanya ke pramuniaga toko.
“Dibungkus yang rapi ya mba. Pakai kertas kadonya yang merah” kata Sri kepada pramuniaga cantik itu.
“Iya bu” kata pramuniaga itu sambil tangannya merapikan kantong pembungkus tas branded itu.
 “Ini, bu. Sudah Selesai” kata sang pramuniaga sambil menyodorkan bungkusan berwarna merah kepada Sri.
“Totalnya Sepuluh Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Ribu bu” lanjut pramuniaga
Sri menyodorkan credit cardnya untuk membayar tas itu. Bram mengirim bbm bahwa dia sudah menunggu di lobbi mall.

*****
Ting tong….. Sri memencet bel rumah mami. Tidak berapa lama mami keluar membukakan pintu.
 “Selamat ulang tahun ya, Mi” Kata Sri bergantian dengan Bram mencium mami.
Sri menyerahkan kadonya kepada mami. Lalu Sri duduk di kursi tamu rumah mami yang mewah.
“Semoga mami suka” kata  Sri sambil melirik wajah mami. Kendati usia mami sudah tujuh puluh tahun, tapi masih cantik dan awet muda.
“Kenapa repot-repot kasi kado segala Sri” kata mami sambil membuka bungkus kado pemberian Sri.
“ Cuma sekali setahun kok Mi” kata Sri menimpali
“Cantik sekali ini, tapi mami sudah punya tas persis seperti ini Sri. Dikasi teman mami yang baru pulang dari Paris minggu lalu” kata mami.
“Tapi terimakasih ya, sudah kasi kado untuk mami. Kalau kamu tidak keberatan tas ini kasi saja ke mbok Iyem atau siapa gitu ke teman kamu. Mubazir kalau mami punya dua tas yang sama” lanjut mami.
Sri terdiam. 
Diinjaknya jempol kaki Bram di bawah meja. Bram kaget dan teriak “Aduhh…”
“Kenapa Bram?” kata mami kuatir
“Nggak apa-apa Mi” sahut Bram sambil melirik Sri.
“Mi, kita pamit pulang dulu ya. Sudah malam, kasian Zane pasti sudah nungguin di rumah” kata Bram
“Oke, hati-hati ya” jawab mami sambil mencium pipi anak dan mantunya itu.

Bram dan Sri berjalan beriringan meninggalkan rumah mami dan masuk ke mobil.
“Ahhhh… mami kok gitu sih Bram.Aku kan udah bela-belain beli tas itu buat kado ulang tahun mami. Tapi mami kok tega sih mau kasiin tas nya sama mbok Iyem” kata Sri sewot. Mukanya di tekuk.Bram hanya nyengir kuda, diraihnya pundak Sri. Disandarkannya di dadanya. Dibelainya rambut pekat Sri.

 “Udah, nggak usah dipikirin. Nanti uang kamu kuganti. Yang penting niat kamu untuk membuat mami senang itu lebih penting” bisik Bram di telinga Sri. Sri memejamkan matanya. Kata - kata Bram berhasil menenangkannya.

30 comments:

nunung nurlaela said...

buat saya saja tasnya Sri...he2...salam kenal mak, ceritanya oke...:-)

Istiadzah said...

waaks 10jt melayang buat pembokat doang.. wkwkkwk
mak, aku mau kripik dikit ya.. Untuk kata 'pramuniaga' ga perlu dituis dengan huruf kapital karena buka kata sapaan.
Untuk kalimat langsung seperti: "Ini bu." seharusnya ditulisnya begini: "Ini, Bu." Sebelum kata sapaan menggunakan tanda koma, dan kata sapaannya diawali huruf kapital.

maaf ya mak kalo kurang berkenan :)
so far ceritanya bagusm cuma agak kepanjangan aja mungkin :)

na' said...

kapan2 hadiahnya diganti kue sama kecup sayang aja ya sri :D

RedCarra said...

idenya bagus.

tapi itu pas Sri lagi beli tas, kan ada "Pikirannya kacau." ... kenapa itu pikirannya kacau? tidak ada penjelasan :D

Pemakaian tanda baca dan huruf kapitalnya ya mak :)

Helda Fera said...

Haaa?? ciyus mau dikasih ke Mbok Yem? *ngelap iler :D , ihh Mami kok gitu sih? sebel..sebell..alur ceritanya enak Mbak.

Hairi Yanti said...

sabar ya Sri.. hiks... iya yang penting niat..

syauqiya said...

Duh mamiiii 10 jeti mubazir :(
Kadoin aq aja Sri hihihihi...

liannyhendrawati said...

waduh si mama, kenapa dikasihkan mbok Iyem. Kok bukan dikasihkan ke Sri aja ya?

kikimayang said...

Waduuhh mami mertuaaaa gt banget yak, hehehe.. Siap nampung tasnya nih :p

Mayya said...

Waks, sepuluh juta! Beli kerupuk dapet tuh segudang hihihi...

Udah bagus mbak! Tinggal diperbaiki tanda baca-nya aja, sesuai komen2 di atas :)

Rika Purba said...

@Nunung Nurlaela,

salam kenal juga mba. makasi sudah mampir dimari.

Rika Purba said...

@Istiadzah Rohyati,

makasi koreksinya mba. just feel free to gimme Keripik ya. dengan senang hati, aku jadi tau banyak tentang beginian .:)

iya emang sengaja kali ini dipanjangin, pan FF maks 1500 kata, walo idealnya 500 kata atau kurang dari 500 kata.

ingin mencoba yang berbeda sedikit aja. emang di FF kali ini aku masukin banyak nama. ngebingungin gak sih?

Rika Purba said...

@na',

sippppp dicatet, klo mami ultah tahun depan hadiahnya kue ama ketchup sayang aja dahhhh :)

makasi udh mampir ya mba :)

Rika Purba said...

@RedCarra,

oke maaaakkkk... kukoreksi. Sri, kenapa pikiranmu kacau. tanyadirisendiri*

Rika Purba said...

@Helda Fera,

Rejekinya mbok Iyem mbaaa

hihihihihi

Rika Purba said...

@Hairi,

betul, niatnya itu loh.... tapi Sri lega karena uangnya bakalan diganti Bram kok :)

Rika Purba said...

@Diah Indri,

pan mau nyenengin hati mami... taunya udah keduluan sama orang lain... hiksss

Rika Purba said...

@liannyhendarawati,

tau tuh si mami, tega yaaa. hehehhee

makasi mba udah mampir dimari :)

Rika Purba said...

@Mayya,

hihihihihii kerupuk segudang buat apaan mba.. :)

siapppp... koreksi dilanjutkan...

Rika Purba said...

@kikimayang,

hihiihihihi.. berdiri di belakang mbok Iyem aja mba :)

Ria Rochma said...

ceritanya bagus, hanya saja endingnya kurang mengena. hehehe, maaf komennya nggak keren, mbak :)

Rika Purba said...

@Miss Rochma,

yup endingnya anti klimaks ya :)

Keke Naima said...

kl sy jd Sri tasnya akhirnya sy pake sendiri aja.. apalagi uangnya juga di ganti kan suami.. :D

Uli Kerenzia said...

yang penting hati untuk memberi :)

Rika Purba said...

@myra anastasia,

hhehehehehehe... pan itu saran mami aja, endingnya bisa buat Sri atau di jual lagi aja hehehehhehee

Rika Purba said...

@Uli kerenzia,

yuppp. tapi, tapi sepuluh jetii mak :)

Nathalia Diana Pitaloka said...

mami tega banget sih :'(

Rika Purba said...

@Nathalia,

hehehehhee.... :):) makasi udh mampir ya mbak.

Unknown said...

Seperti nelen biji kedongdong deh mak pas mertuanya bilang gitu. Untung suaminya baik ya. :D

Rika Purba said...

@Mira Sahid,

iya mak, lengket di tenggorokan. hehehehe... makasi sudah mampir dimari...