Feb 28, 2011

Membentuk Selera Makan si Bayi

Membiasakan konsumsi hanya makanan sehat.. ternyata dimulai di awal kehidupan.. itu jauh lebih baik.. dari pada setelah merasa kegemukan, kolesterol tinggi, kena asam urat ato diabet baru ribut..


Sumbernya dari sini

Very Nice Article!
Diambil dari tulisan Dr. Sears dalam buku The Baby Book.
Ditulis ulang oleh depezahrial

Bayi-bayi yang memasuki masa kanak-kanak dengan rasa manis, lemak, atau asin dalam rongga mulutnya cenderung akan melanjutkan hal ini di sepanjang masa kanak-kanaknya dan mungkin juga hingga dia dewasa.

Masa bayi adalah satu-satunya periode dalam kehidupan anak untuk dapat membatasi permen. Makanan ‘sampah’ biasanya diperkenalkan oleh teman-teman. Lewat pesta ulang tahun yang penuh dengan gula, coklat, chiki, minuman jus artificial, kukis pabrik yang supermanis. Sebenarnya itu adalah makanan yang biasa, namun buruk untuk masa depan si kecil.

Agak sulit ya? Tapi ada kisah dibalik teori itu. Beberapa tahun lalu Dr. Sears memiliki teori bahwa bila wilayah rasa di lidah bayi dan usus yang sedang berkembang selalu dihadapkan pada makanan sehat selama TIGA tahun pertama, maka anak akan menolak makanan sampah kelak.

Kayaknya nggak mungkin banget yah? Secara *ngaku aja, saya juga pernah* Anda pasti pernah ngasih bayi/batita Anda ‘nyicip’ French fries di resto fastfood ataupun Nugget pabrikan *yang Anda sendiri bingung.. dimana dagingnya nih?*. (untungnya anaknya belom sempet ketagihan).

Tapi Dr. Sears mengadakan ‘eksperimen’ terhadap teori ini pada semua anaknya. Untuk 3 tahun pertama , mereka tidak memasukkan garam, gula ataupun lemak jahat yang berlebihan dalam menu makanan bayi mereka. Satu diantara bayi mereka bahkan tidak mengkonsumsi junkfood.

Dan apa yang terjadi?
Suatu hari , ketika si anak berumur 3 tahun dan diajak ke pesta ulang tahun yang penuh dengan ‘rasa manis , krim, dan coklat’ tentu saja dia memakan kue-kuenya. Namun tidak menggila. Baru hampir setengah jalan makan kue, anaknya berkata “ Perutku nggak enak” dan berhenti makan.
Bahkan Dr. Sears mengungkapkan bahwa anak di umur 3 tahun bisa membuat hubungan yang disebabkan oleh makanan sebagai berikut:
“ Saya menyantap makanan baik-maka saya merasa baik, Bila saya menyantap makanan buruk-saya akan merasa kurang baik”

Bayi-bayi yang diberikan nutrisi yang baik jarang mengalami hal “mengikuti kehendak berlebih”. Dan inilah yang diharapkan jika si anak dewasa kelak. Tumbuh sehat dan tidak berlebihan. Jadi apa saja yang bisa dilakukan supaya bayi dan anak kita tidak “ berlebihan “ dalam selera?
1. hindari makanan dengan pemanis buatan, teralu banyak gula, dan sirup jagung.
2. hindari masakan yang mengandung minyak buatan / hydrogenated oil.
3. sajikan lebih banyak makanan segar daripada makanan dalam kaleng/kemasan.
4. sajikan lebih banyak serealia/padi-padian (beras, gandum,tepung gandum)
5. hindari makanan dengan perisa buatan, pewarna, dan bahan tambahan/additives.

Sekedar pendapat, apa yang ditulis oleh Dr.Sears sependek pengalaman saya membesarkan Azwa –putri saya- memang benar. Saya membandingkannya dengan beberapa keponakan saya yang sejak mulai belajar makan sudah diberi ‘citarasa buatan’ seperti garam dan gula bahkan penyedap buatan dalam jumlah ‘berlebih’. Anak tidak pernah mengenal citarasa alami dari suatu bahan makanan. Begitu punya gigi sedikit, dikenalin makan junkfood… rutin lagih. Belum karena nggak sempat masak, anak nggak dibiasakan sarapan pagi,atau sarapan seadanya dengan nugget pabrikan.

Alasan yang dikemukakan biasanya “ntar anaknya nggak belajar ngerti rasa”.
Tapi alasan itu bisa saya patahkan, karena buktinya si Azwa ya ‘ngerti’ mana makanan enak dan nggak enak.. hehehe.. Bedanya, anak saya nggak pernah berlebihan dalam menyantapnya. Dan alhamdulillaaaaaaah….. nggak jadi pemilih makanan.

Jadi, sejak semula selalu siapkan makanan sehat di rumah. Nggak perlu mewah atau mahal, yang penting SEHAT! Dan terjamin kualitasnya, karena kita sendiri yang membuatnya!

Nah, tentang penggunaan Garam, Gula dan Penyedap..Jangan pernah memberi garam (maupun bumbu penyedap lainnya: merica, kaldu bubuk, gula, dll)pada makanan bayi kita. Pemberian garam (yang mengandum sodium) terlalu dini kepada bayi bisa menyebabkan ginjal mereka rusak. Selain itu, pada saat mereka dewasa, mereka lebih mudah terkena hypertensi (tekanan darah tinggi).

INGAT: Bayi tidak mengenal definisi hambar karena mereka baru belajar mengenai rasa. Kalau kita membiasakan pemberian makanan non-hambar sejak dini, bayi pun akan gampang menolak makanan yang cenderung hambar saat dia dewasa. Perhatikan saja kita sendiri, makan apapun selalu diberi ekstra garam, atau ekstra sambal, atau ekstra gula, atau ekstra kecap dan bahkan ekstra vetsin!

Kalau tentang penggunaan Bumbu dan Rempah-rempah, mungkin anda sudah sering mendengar, “Jangan tambahkan gula atau garam pada makanan bayi”. Bagaimana dengan menambahkan bumbu-bumbu yang lain untuk membangkitkan selera makan bayi anda? Dalam topik ini kita akan membahas mengenai penambahan bumbu dapur pada makan bayi buatan anda.

Saat anda membuat makanan sendiri untuk bayi anda, anda melakukannya untuk berbagai alasan yang bersifat pribadi. Salah satu dari alasan yang biasa dikemukakan oleh para orang tua yang membuat makanan sendiri untuk bayi mereka adalah karena mereka dapat mengendalikan apa
yang dimakan oleh bayi mereka. “Kendali” ini dimaksudkan agar bayi anda memakan makanan yang sehat dan bergizi tanpa ada tambahan penyedap atau pengawet yang biasanya terdapat di dalam makanan instan. Zat tambahan ini biasanya dimasukkan ke dalam makanan pada berbagai
variasi “Makanan Tahap 2”, “Makanan penutup”, “Makanan Tahap 3” dan “Makanan untuk batita”. Bila anda membaca label yang ada pada makanan-makanan seperti ini, anda mungkin akan bertanya-tanya, “Bila di dalam makanan instan ini terdapat gula dan kayu manis, mengapa saya
tidak boleh menambahkan sedikit bumbu tersebut ke dalam makanan buatan saya?” Kami memang tidak menganjurkan penambahan gula atau garam di dalam makanan buatan anda, tapi kami menganjurkan untuk menambahkan bahan-bahan lain untuk menambah rasa pada makanan bayi buatan anda.

Sering kali bila kita memikirkan bumbu penyedap untuk makanan yang kita buat, yang terpikirkan adalah gula dan garam. Para orang tua jarang sekali berpikir untuk menambahkan bumbu dan rempah seperti :
· Kunci
· Lengkuas
· Salam
· Daun Jeruk
· Kunyit
· Ketumbar
· Vanila
· Lada
· Bawang putih
· Bawang merah
· Bawang bombay
· Jahe
· Kayu manis
· Pala
· Adas
· Bumbu asing: Rosemary, oregano, Mint
· Dll
Bumbu rempah seperti tersebut di atas ini bisa ditambahkan pada makanan bayi anda!

Perkenalkanlah bumbu rempah pada bayi anda sehingga pengenalan makanan keluarga seperti yang biasa anda masak tidak perlu harus ditunda sampai bayi anda berusia batita.

Sebagian besar dokter spesialis anak akan merekomendasikan penundaan sampai bayi berusia 8 bulan atau lebih sebelum diperkenalkan pada bumbu rempah. Rekomendasi ini lebih bertujuan untuk menghindari terjadinya gangguan pada pencernaan dibandingkan untuk menghindari reaksi
alergi. Seperti bila anda memperkenalkan makanan baru yang lain, para orang tua diharapkan dapat menerapkan aturan “tunggu selama 4 hari” saat memperkenalkan bumbu rempah. Perlu diingat, bumbu-bumbu yang menyengat seperti lada, cabe bubuk dan cabe sebaiknya dihindari dulu sampai anak berusia di atas 1 tahun.

Sumber:
Safely Preparing Homemade Baby Food, http://www.wholesomebabyfood.com/tip27May.htm
Phytochemical Database
Natural Health @ Suite 101
Herb Info at wholefoods
Safely Preparing Homemade Baby Food, http://www.wholesomebabyfood.com/tip27May.htm

Milis MPASI Rumahan
mpasirumahan@yahoogroups.com

No comments: